1948 - 2024

Raisis Arifin Panigoro

Penasihat MedcoEnergi



Dengan rasa hormat, kami sampaikan rasa kehilangan kami atas kepergian Ibu Raisis Arifin Panigoro, Penasihat MedcoEnergi (2022-2024). Jasa dan kontribusi almarhumah selama ini menjadikan tauladan bagi kita semua.

Lanjut ke website
Masuk | Jumat, 29 Maret 2024 |

MedcoEnergi Mengumumkan Hasil Penelaahan Terbatas Periode Sembilan Bulan Tahun 2018

Siaran Pers

2018-12-10

MedcoEnergi Mengumumkan Hasil Penelaahan Terbatas Periode Sembilan Bulan Tahun 2018

IKHTISAR KINERJA PERIODE SEMBILAN BULAN TAHUN 2018

Finansial

  • Laba kotor sebesar US$498,4 juta naik sebesar 68% dibanding tahun sebelumnya.
  • EBITDA sebesar US$450,2 juta naik sebesar 47% dibanding tahun sebelumnya.
  • Rasio hutang bersih terhadap EBITDA tanpa Medco Power, turun menjadi 3,2x.
  • Likuiditas yang kuat dengan kas dan setara kas diatas US$500 juta.

 

Operasional

  • Produksi minyak dan gas bumi 83,7mboepd; meningkat 9% kuartal ke kuartal.
  • Pedoman produksi setahun dapat dipertahankan pada level 85mboepd.
  • Penandatanganan mandat bersama IFC untuk menambah kepemilikan saham di Medco Power.
  • Penjualan listrik sebesar 2.001 GWh, meningkat 30% dibanding tahun sebelumnya.
  • Biaya per unit minyak dan gas bumi sebesar US$8,8/boe.
  • Tarakan PSC telah diperpanjang selama 20 tahun hingga 2042.

Jakarta, 10 November 2018 - PT Medco Energi Internasional Tbk (“MedcoEnergi” atau “Perusahaan”) mengumumkan hasil Penelaahan Terbatas (Limited Review) laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang berakhir pada 30 September 2018 (“9M 2018”).

 Roberto Lorato, CEO Perusahaan mengatakan bahwa “kinerja sembilan bulan cukup solid dengan pencapaian EBITDA yang lebih tinggi serta membaiknya marjin operasi sebagai hasil kedisiplinan dalam efisiensi biaya. Pada tahun 2015 kami menetapkan rasio hutang bersih terhadap EBITDA sebesar 3,0x dan saya senang dengan progres yang membaik dalam mencapai target.”

 Ikhtisar Keuangan

  • Laba kotor US$498,4 juta, 68% lebih tinggi dibandingkan sembilan bulan pertama tahun 2017, marjin laba kotor sebesar 54%, lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2017 sebesar 50%. Diatas 95% dari Pendapatan Perusahaan diterima dalam mata uang dolar AS, sekitar 60% dari pengeluaran dibayar dalam mata uang Rupiah.
  • EBITDA mencapai US$450,2 juta, 47% lebih tinggi dari sembilan bulan pertama tahun 2017 didorong oleh peningkatan harga komoditas, harga jual listrik, volume produksi yang stabil, serta diikuti dengan dikonsolidasikannya Medco Power. Harga minyak dan gas bumi masing-masing meningkat sebesar 39% dan 11% menjadi US$68,8/bbl dan US$6,1/mmbtu, disamping itu rata-rata harga jual listrik (diluar komponen bahan bakar) meningkat sebesar 36% dari tahun ke tahun.
  • Rasio hutang bersih terhadap EBITDA, tanpa Medco Power adalah 3,2x, lebih rendah dibanding periode akhir tahun 2017 sebesar 3,6x, dan 6,6x pada akhir tahun 2016, hal ini seiiring dengan target Perusahaan sebesar 3,0x di Q1 2019. Rasio hutang bersih terhadap EBITDA secara konsolidasi adalah 3,6x, lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2017 sebesar 4,5x.
  • Segmen minyak dan gas bumi membukukan laba bersih sebesar US$113,1 juta, sedangkan secara konsolidasi, Perusahaan membukukan kerugian sebesar US$11,1 juta sebagai akibat dari kerugian non-tunai dari afiliasi pertambangan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (“AMNT”). AMNT telah menyelesaikan penambangan tahap-6 dari tambang Batu Hijau di Q3 2017, dan saat ini pendapatan AMNT berasal dari hasil pengolahan stock-pile.
  • Dalam kondisi harga yang tidak menentu saat ini, likuiditas Perusahaan cukup kuat dengan kas dan setara kas di atas US$500 juta. Atas total produksi Perusahaan, 67% dari kontrak gas jangka panjang telah memiliki kuantitas take-or-pay, dimana sebesar 35% berkontrak dengan harga jual tetap (fixed price), dan 32% berkontrak dengan harga gas yang terhubung pada harga komoditas. Pada tahun 2019, komposisi 20% dari produksi minyak telah memiliki kontrak lindung nilai pada harga Brent setara US$50/bbl.
  • Perusahaan telah melakukan pembiayaan ulang (refinancing) kembali dan menggabungkan fasilitas Reserve Based Lending (RBL) dari Senoro dan Blok A menjadi RBL tunggal yang dapat digunakan untuk membiayai pengembangan lebih lanjut.
  • Pengeboran, efisiensi, serta penangguhan proyek, dan didukung oleh nilai tukar yang menguntungkan, memungkinkan Perusahaan untuk mengurangi belanja modal di tahun 2018 menjadi US$340 juta. Pedoman terhadap belanja modal konsolidasi perusahaan tahun di 2019 adalah US$270 juta, yang akan digunakan untuk mengurangi beban hutang dan mempertahankan likuiditas.
  • Perusahaan telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk penambahan modal perusahaan tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu hingga 10% dari saham yang diterbitkan dengan harga minimum Rp868/saham, ekuivalen dengan US$100 juta. Perusahaan secara berkelanjutan melakukan diskusi untuk penempatan saham dengan para pembeli yang memenuhi syarat.

 

Ikhtisar Operasional

  • Rata-rata produksi minyak dan gas bumi untuk sembilan bulan terakhir di tahun 2018 mencapai 83,7 mboepd, meningkat 9% kuartal ke kuartal. Produksi gas dari Blok A Aceh mulai meningkat dari 34 mmscfd menuju 83 mmscfd pada akhir tahun 2018.
  • Perusahaan terus mempertahankan panduan produksi sepanjang tahun 2018 sebesar ~85 mboepd dengan kapasitas produksi hingga 100 mboepd, sesuai dengan permintaan gas dari pelanggan. Panduan produksi minyak dan gas bumi untuk tahun 2019 yaitu 85mboepd.
  • Biaya per unit minyak dan gas bumi sebesar US$8,8/boe. Perusahaan tetap mempertahankan panduan biaya ini untuk berada dibawah US$10/boe pada tahun 2019 dan 2020.
  • Perusahaan telah memperoleh perpanjangan kontrak selama 20 tahun untuk PSC Tarakan dari Pemerintah Indonesia.
  • Medco telah menandatangani mandat dengan International Finance Corporation untuk meningkatkan kepemilikan di Medco Power. Perusahaan telah menunjuk JPMorgan guna mengidentifikasi investor strategis kedua bagi Medco Power terkait pengembangan lebih lanjut.
  • Kapasitas terpasang (gross) Medco Power meningkat lebih dari 10% tahun ke tahun menjadi 2,819MW, menyusul operasi komersial unit ketiga dan yang terakhir pada bulan Mei lalu dari fase satu Sarulla Geothermal. Panduan kapasitas terpasang (gross) pada tahun 2019 adalah 2,835MW.
  • Pembangkit Listik Tenaga Uap (CCPP) Riau telah mendapatkan Deklarasi Pembiayaan dari PLN pada bulan September 2018. Proyek ini sedang dalam tahap pembangunan, yang diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada Q2 2021.
  • AMNT akan terus melakukan pengembangan tahap-7, dan telah mendapat kepastian komitmen pendanaan lebih dari US$1,2 miliar dari empat bank terkemuka di Asia. Tahap-7 diharapkan dapat mulai berproduksi pada paruh kedua tahun 2020.

 

Hilmi Panigoro, Presiden Direktur MedcoEnergi, mengatakan bahwa “Saya sangat puas dengan hasil pencapaian dalam sembilan bulan ini dan juga telah diterbitkannya Sustainability Report Perusahaan yang dengan jelas menjabarkan berbagai komitmen jangka panjang Perusahaan dalam melaksanakan praktik-praktik terbaik atas pelaksanaan operasi dan pengembangan yang berkelanjutan.”