1948 - 2024

Raisis Arifin Panigoro

Penasihat MedcoEnergi



Dengan rasa hormat, kami sampaikan rasa kehilangan kami atas kepergian Ibu Raisis Arifin Panigoro, Penasihat MedcoEnergi (2022-2024). Jasa dan kontribusi almarhumah selama ini menjadikan tauladan bagi kita semua.

Lanjut ke website
Masuk | Selasa, 21 Mei 2024 |

MedcoEnergi in 2013 : Mempertahankan Stabilitas Kinerja Operasi Dan Membangun Pertumbuhan Perusahaan Melalui Penyelesaian Proyek Utama

Siaran Pers

2014-03-28

MedcoEnergi in 2013 : Mempertahankan Stabilitas Kinerja Operasi Dan Membangun Pertumbuhan Perusahaan Melalui Penyelesaian Proyek Utama

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 vs. 2012

  • Total produksi minyak dan gas – 62 MBOEPD (68 MBOEPD di tahun 2012)
  • Produksi batubara – 634,000 MT  
  • Rata-rata harga minyak yang terealisasi – AS$ 108,3/barrel (AS$ 115,6/barrel di tahun 2012)
  • Rata-rata harga gas yang terealisasi – AS$ 5,41/MMBTU (AS$ 4,03/MMBTU di tahun 2012)
  • Rata-rata penjualan batubara – AS$ 81,92/MT (AS$ 68,59/MT di tahun 2012)
  • Penjualan dan Pendapatan Usaha – AS$ 889 juta (AS$ 904 juta di tahun 2012)
  • EBITDA – AS$ 349 juta (AS$ 346 juta di tahun 2012)
  • Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk – AS$ 12,6 juta (AS$ 12,6 juta di tahun 2012)

Neraca Keuangan dan Kas 2013

Aset Total AS$ 2,532 milyar, Kewajiban Total AS$ 1,635 milyar and Ekuitas AS$ 897 juta Kas dan Setara Kas pada akhir tahun AS$ 264 juta

MedcoEnergi mengumumkan ikhtisar operasional dan keuangannya untuk tahun 2013. Pada periode ini, Perseroan berhasil membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar AS$ 889 juta. Segmen eksplorasi dan produksi (E&P) minyak dan gas masih menjadi unit usaha utama Perseroan yang berkontribusi sebesar 93% dari keseluruhan penjualan dan pendapatan usaha atau sebesar AS$ 827 juta. Hal ini sejalan dengan strategi Perseroan yang telah ditetapkan pada tahun 2011 untuk fokus kepada usaha eksplorasi dan produksi (E&P) minyak dan gas (Migas). Pendapatan unit usaha E&P ditentukan berdasarkan total volume penjualan Migas sebesar 19 juta barel setara minyak selama 2013, di mana ada penurunan sebesar 7% bila dibandingkan dengan total volume penjualan Migas pada tahun 2012, yaitu sebesar 20,5 juta barel setara minyak. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, MedcoEnergi berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah lapangan-lapangan tua dari 20-25% per tahun menjadi di bawah 10% per tahun. Penurunan penjualan dan pendapatan usaha juga dipengaruhi oleh penurunan rata-rata harga minyak dunia dari AS$ 115,6 per barel di 2012 menjadi AS$ 108,3 per barel di 2013. Pada tahun 2013, Perseroan berhasil menegosiasikan kembali beberapa perpanjangan kontrak gas disertai dengan kenaikan harga gas yang signifikan, yaitu dari harga rata-rata gas AS$ 4,03 per MMBTU di tahun 2012 menjadi AS$ 5,41 per MMBTU atau naik 34%.
Dalam pengembangan Proyek Utamanya, Perseroan bersama mitra kerja Pertamina, Mitsubishi dan KOGAS terus membangun Proyek Hulu Senoro dan juga Proyek Kilang Donggi Senoro LNG (DSLNG). Penyelesaian Proyek Hulu Senoro telah mencapai lebih dari 66% sementara Proyek DSLNG telah mencapai lebih dari 90% pada bulan Maret 2014.

Perseroan juga telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) pada bulan Maret 2014 dengan PT Panca Amara Utama (PAU), sebuah perusahaan lokal produsen amoniak. Dalam PJBG ini, MedcoEnergi akan memasok gas sebesar 55 MMSCF per hari kepada PAU dengan harga gas yang disepakati berdasarkan harga amoniak internasional. Proyek Hulu Senoro dan Proyek DSLNG dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun ini. Pada Proyek Area 47 di Libya, Perseroan melalui joint venture Nafusah Oil Operations B.V. (“Nafusah”) saat ini sedang mempersiapkan pekerjaan detailed engineering design (“FEED”) yang akan selesai pada tahun ini, untuk kemudian dilanjutkan dengan proses pemilihan dan penunjukkan kontraktor EPC. Selain itu, MedcoEnergi terus melanjutkan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi dan appraisal untuk menambah cadangan Migas di lapangan-lapangan yang sudah ditemukan sumber hidrokarbon di blok Area 47.

Sejalan dengan usaha efisiensi yang dilakukan terus-menerus, Perseroan berhasil mengurangi biaya operasi kantor pusat dan biaya operasional sebesar 15%, dari AS$142 juta di tahun 2012 menjadi AS$121 juta di tahun 2013. Di tahun 2013, Perseroan berhasil membukukan keuntungan kotor dan pendapatan operasional masing-masing sebesar AS$ 367 juta dan AS$ 246 juta. Pendapatan sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) tahun 2013 tercatat sebesar AS$ 349 juta, meningkat dari AS$ 346 juta di tahun 2012. Dengan posisi kas yang kuat sebesar AS$ 524 juta di awal tahun 2013, Perseroan melakukan pelunasan beberapa hutang, khususnya untuk hutang-hutang dengan beban bunga yang tinggi. Dengan ini, biaya beban bunga dan pembiayaan dapat ditekan menjadi AS$ 77 juta (dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar AS$ 95 juta). Laba bersih Perseroan dari operasi yang berjalan sebesar AS$ 40 juta atau relatif stabil bila dibandingkan pada tahun 2012 sebesar AS$ 41 juta. Pada bulan Oktober 2013 Perseroan memutuskan untuk menghentikan dan menutup operasi kilang Etanol di Lampung karena tidak tersedianya pasokan bahan baku. Penutupan operasi kilang Etanol ini menyebabkan kerugian Perseroan sebesar AS$ 24 juta. Perseroan juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan standar dan kebijakan akuntansi, serta melakukan provisi untuk beberapa aset Migas yang mencerminkan nilai keekonomian aset tersebut. Salah satu aset tersebut adalah blok eksplorasi Nunukan. Dengan penutupan kilang Etanol dan penerapan provisi aset Migas Perseroan, MedcoEnergi mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk Perseroan (“Laba Bersih”) sebesar AS$12,6 juta pada 2013.

Lukman Mahfoedz, Direktur Utama dan CEO MedcoEnergi mengatakan, ”Saya puas dengan kinerja Perseroan tahun lalu. Perseroan telah membuktikan kinerja yang tetap kuat, baik di bidang operasional maupun finansial dalam kondisi yang cukup sulit di tahun 2013.” Lukman menambahkan, “Walaupun menghadapi tantangan yang berat di tahun 2013, dengan turunnya harga minyak dan program efisiensi di Perseroan, pembangunan Proyek-Proyek Utama terutama Proyek Hulu Senoro, DSLNG dan Area 47 Libya masih dapat dijalankan. Dengan selesainya Proyek Hulu Senoro dan DSLNG pada akhir tahun ini yang akan diikuti oleh Proyek Block A dan Proyek Area 47 Libya mulai tahun 2016 dan seterusnya, saya sangat optimis Perseroan akan terus tumbuh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.”